Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Rusia Kirim Dua Kapal Perang ke Suriah

DAMASKUS - Rusia bersiap untuk mengirimkan dua kapal perang ke pelabuhan Tartus yang merupakan pangkalan Angkatan Laut Moskwa di Suriah.

Kantor berita Interfax melaporkan, kapal tersebut dikirim untuk mengevakuasi warga negara Rusia yang berada di Suriah.

Laporan tersebut mengemuka menjelang pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Barack Obama di sela-sela pertemuan G20 di kawasan resor Meksiko di Los Cabos, kemarin sore waktu setempat.

Hubungan kedua negara mengalami ketegangan beberapa waktu terakhir karena Rusia berulang kali memveto resolusi Dewan Keamanaan PBB terhadap Suriah yang diusulkan AS.

”Dua kapal amfibi besar, Nikolai Filchenkov dan Tsezar Kunikov, sedang bersiap untuk dikerahkan ke Tartus di luar jadwal mereka,” demikian diberitakan Interfax, kemarin (18/6). Media Rusia itu mengutip keterangan seorang perwira dari markas besar Angkatan Laut yang tidak disebutkan namanya.

Kekerasan Meningkat

Menurut Interfax, kedua kapal itu akan mengangkut sekelompok besar marinir. Sejauh ini belum ada konfirmasi resmi dari Angkatan Laut ataupun Kementerian Pertahanan Rusia mengenai pemberitaan tersebut.

Kapal perang Tsezar Kunikov bisa mengangkut 150 pasukan pendaratan dan berbagai persenjataan termasuk tank. Adapun kapal Nikolai Filchenkov bisa membawa 1.500 ton kargo dan peralatan. Pengerahan kapal perang ini dilakukan di tengah memburuknya situasi di Suriah yang terus dilanda konflik berkepanjangan.

Menurut para aktivis, lebih dari 14 ribu orang telah tewas sejak aksi demonstrasi menentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dimulai di Suriah pada Maret 2011 lalu. Saat ini beredar spekulasi mengenai kemungkinan adanya intervensi militer asing di Suriah untuk memaksa pengunduran diri Assad.

Namun dua sekutu erat Suriah, Rusia dan China, berulang kali menentang intervensi militer karena mereka anggap hanya akan memperburuk situasi. Moskwa menyatakan, hanya dialog antara pemerintah dan oposisi yang bisa mengatasi krisis di negeri itu. Sementara itu para aktivis oposisi, kemarin, menyatakan kekerasan terus meningkat pascahengkangnya tim pemantau PBB dari Suriah.

Mereka mengatakan, sedikitnya 50 orang tewas dan ratusan lainnya cedera pada Minggu. Keputusan tim pemantau PBB untuk keluar dari Suriah pada Sabtu menunjukkan bahwa rencana damai yang diusulkan Kofi Annan telah gagal.

Posting Komentar

0 Komentar