Men in Black 3, Komedi Aliens

FILM Men in Black 3, yang disingkat MIB3, datang juga. Film bergenre science fiction comedy yang diformat dalam bentuk 3D itu menghadirkan keriangan yang mengolok-ngolok perikehidupan para aliens.

Will Smith dan Tommy Lee Jones masih menjadi magnet utama di film ini. Bedanya, sebagai sekuel Men in Black II (2002), yang hadir 10 tahun kemudian atau 15 tahun dari seri pertamanya Men in Black, MIB3 menghadirkan persona baru.

Yakni, Josh Brolin, yang bersama Emma Thompson, Alice Eve, dan Jemaine Clement, di bawah arahan sutradara Barry Sonnenfeld dan Steven Spielberg selaku executive producer, menghadirkan film seri ketiga ini masih dalam ranah yang sama, tawa.

Premis MIB3, sebagaimana seri perdana dan keduanya, sangat hitam-putih layaknya film komedi. Dikisahkan senior agen MIB Agent J (Will Smit) berikhtiar mempelajari masa lalu sejarah kehidupan rekannya Agent K (Tommy Lee Jones), yang pada sebuah masa diceritakan pernah menyelamatkan perikehidupan planet bumi.

Untuk mewujudkan niat terselubungnya itu, tidak ada cara lain bagi agent J melakukan perjalanan dan memutar waktu ke belakang pada 1969. Pada masa ke belakang itu, agent J akan bersemuka dengan seorang bandit kelas wahid bernama Boris, yang punya rencana sepihak membunuh Agent K muda, yang diperankan Josh Brolin. Yakni, menuliskan ulang sejarah seusai kehendak hatinya.

Tidak sembarangan kembali ke masa lalu, jika dalam waktu 24 jam misi agent J menyelamatkan agent K tidak rampung, maka selamanya dia akan terjebak di waktu lampau itu.

Bahan Ejekan

Dengan mengandalkan Will Smith sebagai agen J atau James Darrell Edwards III, dan aktor senior Tommy Lee Jones dan Josh Brolin sebagai agen K atau Kevin Brown, di masa tua dan muda, MIB3 mampu membuat tertawa penontonnya.

Pelakon lainnya seperti Jemaine Clement sebagai Boris the Animal, Emma Thompson sebagai agen O, seolah hanya menjadi pelengkap penderita, yang menjadi bahan ejekan dua sekondan abadi itu.

Di film ini, meski hanya sekelebat, Nicole Scherzinger yang berperan sebagai Lily sedikit memberikan warna, meski tidak signifikan. Beberapa kritikus film di AS menera, menonton film MIB3 seperti memakan penganan ringan, tanpa kita harus bersusah payah mengunyah, apalagi mencernanya.