Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Chisora dan Mimpi Indah Underdog

BANYAK petinju underdog membuat kejutan besar dengan menjungkirbalikkan ramalan. Mereka menggusur lawan yang lebih dijagokan.

Sebut saja James Douglas, petinju peringkat 15 WBC, yang memaksa petarung legendaris Mike Tyson tersungkur di kanvas pada ronde kedua. Douglas sekaligus mencopot gelar dunia kelas berat WBC yang selama bertahun-tahun dikangkangi Tyson dalam sebuah adu jotos paling menghebohkan di Tokyo, Jepang, Februari 22 tahun silam.

Demikian pula Hashim Rahman, yang sukses mengeksekusi KO juara dunia kelas berat WBC Lennox Lewis (Inggris) pada ronde kelima di Afrika Selatan, 11 tahun yang lalu.

Tampaknya, kejutan besar semacam itulah yang kini begitu diharapkan oleh petinju Inggris yang tengah naik daun, Dereck ‘’Delboy’’ Chisora saat menantang raja kelas berat WBC Vitali Klitschko di Munich, Jerman, Sabtu (18/2) ini.

Meski akan tampil di Munich kota dengan ribuan penggemar fanatik Klitsckho Delboy tetap optimistis. Peringkat 14 WBC itu yakin sangup mengatasi Vitali.

‘’Orang sudah bosan melihat Vitali dan Wladimir menjadi juara dunia. Orang membutuhkan raja kelas berat baru, dan itu adalah saya. Saya akan menjadi pemenang,’’ sesumbar Chisora, pemilik rekor 15 kali menang (9 KO), dua kali kalah, dan tak pernah seri itu.

Selepas Lewis gantung sarung tinju pada 2003 sebagai raja kelas berat WBC, sempat muncul petinju Inggris yang sukses di kelas ini, yakni David Haye.

Bertahan

Dia mengalahkan raksasa Rusia Nicolay Valuev (2010). Namun Haye tak bertahan lama. Dia langsung kehilangan gelar WBA dalam upaya pertamanya melawan Wladimir Klitschko di Hamburg, Jerman, 2 Juli tahun lalu.

Chisora bernafsu besar menjadi petinju Inggris keempat yang sukses menjadi juara dunia kelas berat setelah Bob Fitzimons, Lewis, dan Haye.

Pria berdarah Zimbabwe ini berpostur pendek namun kekar (187 cm, 100 kg). Seperti mayoritas petinju berkulit hitam, dia memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Terbukti sepanjang karier 17 kali naik ring, Chisora tidak pernah kalah KO maupun roboh di kanvas. Dia bahkan 10 kali memukul KO lawannya.

Namun, prestasinya masih jauh dari mengkilap. Raihan terbaiknya adalah juara nasional Inggris dan Persemakmuran.

Satu-satunya keuntungan petinju bertampang sangar ini mungkin adalah usianya, yang 12 tahun lebih muda dibanding Vitali (40 tahun). Chisora tentu akan memanfaatkan kebugaran tubuh, dengan memancing Vitali mengobral pukulan-pukulan keras.

Tetapi dia mesti pandai meliuk agar tak tersentuh pukulan maut Vitali yang terkenal keras. Duel di kandang lawan, menghadapi musuh yang secara fisik jauh lebih besar, serta kalah pengalaman (Vitali bertarung 219 ronde, Chisora 93 ronde) bisa membuat Chisora demam panggung.

Namun jika dia mampu mengatasi demam panggungnya, maka bisa membuat repot Vitali (202 cm, 112 kg). Chisora juga mesti memastikan satu hal tetap terjaga, yakni bertarung jarak pendek dan cepat.

Jika dia biarkan Vitali mengatur ritme dengan adu jotos lambat dan jarak renggang, maka hampir pasti Chisora akan gagal. Bagaimana pun, Vitali memiliki daya jangkau yang lebih jauh karena tinggi tubuhnya 15 cm di atas sang penantang.

Posting Komentar

0 Komentar