Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

44 Anggota Perbarindo Solo Tertarik Program Apex

SOLO - Setidaknya 50 persen atau 44 dari 88 BPR yang tergabung dalam persatuan bank perkreditan rakyat Indonesia (Perbarindo) Komisariat Solo Raya merespons lembaga atau bank apex yang digulirkan Bank Indonesia (BI). ''Lainnya masih pikir-pikir,'' kata Ketua Perbarindo Komisariat Solo Raya Pangarso Yoga Mutodo, Rabu (11/1).

Ya, BI baru saja meluncurkan program apex (pengayom) bagi BPR-BPR di berbagai wilayah di Indonesia, awal bulan ini. Di Jawa Tengah, Bank Jateng ditunjuk sebagai pelaksana lembaga apex. Kehadiran lembaga apex, kata deputy pemimpin Kantor BI Solo, Yiyok T Herlambang, adalah bentuk sinergi antara bank umum dan BPR untuk bersama-sama dalam melayani usaha mikro kecil menengah (UMKM). Melalui program itu, diharapkan bisa meminimalisasi persaingan usaha yang tidak sehat diantara kedua bank.

Bagi BPR yang ingin mengikuti progran tersebut setidaknya harus memenuhi beberapa kewajiban. Diantaranya, menyimpan sejumlah dana dalam bentuk deposito di bank apex yang ditunjuk. Menurut Yiyok, banyak manfaat bagi BPR jika mengikuti program itu. Salah satunya, jika kesulitan likuiditas, BPR bisa langsung mengajukan talangan pada bank apex. ''Keanggotaan BPR dalam program apex bersifat sukarela,'' tandasnya.

Lebih lanjut Ketua Perbarindo Komisariat Solo Raya Pangarso Yoga Mutodo mengatakan, kerja sama antara BPR dan bank umum dalam program lembaga atau bank apex yang digulirkan Bank Indonesia diharapkan tidak hanya sebatas pada investasi atau penyimpanan dana dalam bentuk deposito saja. Pihaknya berharap, kerja sama antara BPR dan Bank Jateng yang ditunjuk sebagai bank apex umum bisa lebih luas lagi.

Misalnya dengan membentuk linkage program antara BPR dengan bank umum. ''Kalau hanya soal investasi atau menyimpan dana deposito, saya kira para pengelola BPR mudah untuk mencari bank umum sebagai mitra, sehingga tidak perlu adanya lembaga apex. Sebab, praktik semacam itu sudah lama dijalankan BPR,'' katanya.

Dalam program lembaga atau bank apex, lanjut dia, semestinya BPR-BPR yang menjadi peserta juga mendapatkan pelatihan manajemen keuangan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) serta pelatihan teknologi informasi. ''Bank umum punya keunggulan dalam manajemen keuangan, pengelolaan SDM, dan penggunaan teknologi informasi. Jadi sangat wajar kalau dalam program lembaga apex, BPR berharap ada nilai tambah selain investasi.''

Posting Komentar

0 Komentar