Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

90 Tewas Dibantai di Suriah

BEIRUT - Upaya Dewan Keamanan PBB untuk menciptakan perdamaian di Suriah belum membuahkan hasil.

Kemarin, lebih dari 90 orang, termasuk anak-anak, kembali dilaporkan tewas akibat serangan pasukan pemerintah. Kubu oposisi menyatakan, serangan di Kota Homs itu adalah ‘’pembantaian’’.

Tayangan video yang diunggah di YouTube menggambarkan belasan anak-anak tewas di Houla setelah pasukan Suriah membombardir kawasan di bagian utara Kota Homs itu menggunakan tank, mortir, dan senapan mesin pada Jumat.

Beberapa tubuh korban tergeletak di lantai dalam kondisi berlumur darah. Seorang lelaki dalam video itu dengan emosional berteriak seraya menyebut korban tewas terlalu banyak sehingga sulit dihitung.

Menurut kelompok oposisi, di antara para korban yang tewas terdapat sejumlah keluarga yang seluruhnya ditembak setelah sebelumnya ditangkap aparat Suriah. Adapun sebagian lainnya ditembak secara membabi buta di pinggiran kota. Sejumlah laporan menyebutkan, kekerasan juga terjadi di sejumlah kota, termasuk di Damaskus dan Aleppo.

Apabila angka korban yang diklaim kelompok oposisi ini benar, ini adalah salah-satunya serangan paling berdarah sejak gencatan senjata dimulai 12 April lalu.

Kemarin, Dewan Nasional Suriah (SNC) mendesak Dewan Keamanan PBB segera bertindak. Sementara itu kubu pemberontak Militer Pembebasan Suriah (FSA) menyeru agar negara- negara dunia melancarkan serangan udara terhadap pasukan Presiden Bashar al-Assad.

“SNC mendesak DK PBB segera menggelar pertemuan darurat untuk menentukan tanggung jawab PBB dalam menghadapi pembunuhan massal seperti itu,” kata juru bicara SNC Bassma Kodmani.

Sebelumnya Kodmani menyatakan, korban tewas dalam serbuan Jumat lalu mencapai lebih dari 110 orang, separuh di antaranya perempuan dan anak-anak. “Sejumlah korban ditembak menggunakan artileri sementara yang lainnya dibantai,’’ ujarnya.

Warga Mengungsi

Observatorium Suriah untuk HAM, kemarin, menyatakan komunitas Arab dan internasional turut bertanggung jawab atas pembantaian yang terjadi lantaran membiarkan rezim Bashar al- Assad tetap berkuasa. Mereka menambahkan, serangan terus berlanjut hingga Jumat malam. Sejumlah warga dilaporkan mengungsi.

Serangan berdarah itu terjadi ketika utusan PBB-Liga Arab Kofi Annan berencana mengunjungi ibu kota Suriah, Damaskus. Juru bicara Annan menolak memberikan kepastian tentang kunjungan itu, namun para diplomat di Jenewa mengatakan bahwa mantan Sekjen PBB itu akan melakukan perjalanan ke Damaskus pada awal pekan depan.

Beberapa anggota pemantau PBB di Suriah kemarin meninjau Kota Houla untuk mencermati situasi. Observatorium mengatakan, tim tersebut tiba di Desa Taldau “untuk mencatat sejumlah kejahatan yang terjadi selama 24 jam terakhir yang mereka sebut telah melanggar gencatan senjata’’. Sebelumnya Ban Ki-moon dalam satu laporan untuk DK PBB mengatakan, kelompok oposisi Suriah telah menguasai “sejumlah wilayah strategis di beberapa kota di Suriah”.

Dia mengatakan Suriah saat ini masih dalam situasi “sangat serius” dan karena itu dia mengimbau sejumlah negara terkait untuk tidak mempersenjatai kedua pihak yang berselisih. Laporan tersebut akan dibahas oleh DK PBB pekan depan.

Posting Komentar

0 Komentar