Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Massa Bubarkan Pengajian MTA

KUDUS - Massa dari organisasi Nahdlatul Ulama (NU) yang terdiri dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ula­ma dan Ikatan Pelajar Putri Nah­dlatul Ulama (IPNU-IPPNU), Pergerakan Mahasiswa Islam In­do­ne­sia (PMII), serta Ba­risan An­sor Ser­baguna (Banser), Gerakan Pemuda (GP) Ansor, dan Fatayat, Sabtu (28/1) siang menggelar un­juk rasa di depan Gedung Ngasi­rah.

Mereka menuntut pembubaran pengajian Majelis Tafsir Alquran (MTA) dalam rangka pengu­kuhan MTA perwakilan Kudus.
Unjuk rasa tersebut dilakukan tepat di depan pintu gerbang Ge­dung Ngasirah dan dan membawa sejumlah poster yang bertuliskan kecaman terhadap sejumlah ajaran yang dianggap menyimpang. Mereka juga membawa poster bertuliskan ”Bubar­kan MTA”.

Massa juga mencabut bendera MTA di tepi jalan, karena pengajian tersebut dianggap tidak berizin. Panitia hanya melakukan pemberitahuan kepada sejumlah pihak terkait.
Unjuk rasa yang dimulai sekitar pukul 10.30 ini membuat puluhan personel dari Polres mengalihkan lalu lintas di depan Gedung Ngasirah dari arah Pati melalui Jalan Kampus UMK. Sedangkan dari arah Kudus dialihkan melalui jalan alternatif.

Memicu Konflik

Dengan adanya unjuk rasa tersebut, pengajian yang semula dijadwalkan selesai sekitar pukul 15.00, akhirnya dihentikan pada pukul 11.00 . Beberapa peserta pe­ngajian juga akhirnya meninggalkan tempat dengan diangkut be­berapa mobil pribadi dan bus.
Koordinator aksi, Saiful Anas mengaku, aksi tersebut dilakukan karena berdasarkan informasi dari berbagai daerah, MTA seringkali memicu konflik dengan warga sekitar. Bahkan ajarannya dianggap meresahkan, seperti menghujat kiai, hingga menganggap dosa orang yang bertahlih.

”Tahlil sudah menjadi tradisi warga NU, dan mayoritas warga Kudus merupakan warga NU de­ngan menganut ajaran yang dibawa Sunan Kudus,” katanya.
Dia menyatakan telah memilki cukup bukti terkait ajaran dari MTA yang dianggap radikal. Ajaran ini juga menafsirkan Alquran de­­ngan akalnya sendiri. Oleh ka­rena itu pengurus Cabang IPNU Ku­dus yang mendapat restu dari se­jumlah kiai di Kudus sepakat me­nolak kehadiran MTA di Ku­dus.

Ketua Panitia Pengajian sekaligus Ketua Perwakilan MTA Ku­dus, Rozak Al Abat mengatakan, organisasinya merupakan organisasi legal. Untuk itu masyarakat dari kelompok lain seharusnya di­berikan kesempatan untuk melaksanakan pengajian. Ia juga mengungkapkan, seharusnya mereka sa­ling menghormati.

”Sampai sekarang kami belum ta­hu persis alasan menolak,” ujar­nya. Rozak juga menegaskan, MTA tidak memiliki ajaran. Me­re­ka hanya menyampaikan ajaran da­ri Alquran dan sunah Nabi.

Posting Komentar

18 Komentar

  1. Sebagai sesama muslim semestinya saling menghargai dan saling mengingatkan, kalo memang ajaran mta ngak benar mestinya nu bisa meluruskan dimana letak salahnya, bukanya membubarkan seperti itu.

    BalasHapus
  2. Anonim08:32

    MTA bukan ajaran baru, MTA membawa ajaran Nabi Muhammad SAW, person yg tersinggung hakekatnya diberi peringatan oleh ALlah SWT, maka sadarlah... kembali ke Al Qur'an-Al HAdits yg shahih.

    BalasHapus
  3. Anonim08:53

    ini wartawannya tidak meliput secara serius, atau paling tidak kacangan gt. ane mantan wartawan gan dan ada di tempat kejadian. pengajian rampung dengan damai dan tidak ada anarkis meski para demonstran mengeluarkan kata2 provokatif.


    "Dengan adanya unjuk rasa tersebut, pengajian yang semula dijadwalkan selesai sekitar pukul 15.00, akhirnya dihentikan pada pukul 11.00 " ini datanya dari mana? bodrex.

    BalasHapus
  4. pengajian peresmian cabang mta setahu kami tidak pernah melewati sholat dzuhur, ini kok ada pengajian sampai jam 15.00 berita darimana, dasar dari mana,apa pada gak solat dhuhur, tolong beritanya diluruskan, jangan ngawur

    BalasHapus
  5. Anonim09:07

    Ternyata yang dilaksanakan islamnya Warga NU di Kudus bukan dari Nabi Muhamad Saw tapi katanya dari sunan Kudus ?????

    BalasHapus
  6. Anonim09:11

    Gag pernah peresmian selesai jam 15.00., maksimal selesai itu sebelum Dhuhur.. Itu data SASTRO.. kmarin mmg pengajannya udah selesai..

    BalasHapus
  7. Hanya bisa mengelus dada melihat fenomena seperti ini, orang ngaji kok ditolak oleh orang Islam sendiri, dan banyak berita-berita yang disebarluarkan hanya dari mulut ke mulut tanpa didasari bukti kebenaran beritanya.

    BalasHapus
  8. Astagfirullah....Aku baru tahu kalau ada Organisasi Islam yang membubarkan Pengajian Agama Islam.....Hanya umat islam di indonesia ini yang melakukan hal itu.......Apakah di Organisasi itu tidak pernah melakukan pengajian......atau dalam pengajiannya tidak pernah belajar tentang "Tabayyun"..........Semoga Allah SWT tetap melindungi orang-orang yang menjadikan Alqur'an dan Sunnah nabi sebagai tuntunannya......Amiiinn....

    BalasHapus
  9. Anonim13:55

    Wartawane ngaco
    Data darimana pengajian akan selesai jam 15.00!

    BalasHapus
  10. Anonim17:18

    Salam Damai Buat Saudara SAIPUL ANAS

    Saya bukan warga MTA, tp dari kecil keluarga dan lingkungan saya warga NU.

    Setahu saya yang meresmikan gedung pusat MTA itu Presiden RI yang dihadiri Ketua MUI Pusat, Ketua NU Pusat, Pangdam dll. Tp kenapa pengurus NU daerah malah kayaknya lebih pinter ya .......
    trus ngajinya dimana n ama kyai mana tu mas SAIPUL ANAS ...

    Wassalam

    BalasHapus
  11. Subhanallah,,
    semoga yang demo diberi hidayah-NYA...
    Mendemo sebuah PENGAJIAN bukanlah tindakan ISLAMI!!!

    Terlebih demo itu TIDAK BERDASAR pada kebenaran, melainkan hanya berdasar pada fitnah!

    Kebenaran akan terungkap!

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Mas Saiful Anas, Anda yang jadi koordinator pembubar paksa peresmian Perwakilan MTA di Kudus? Jika benar, sebagai sesama muslim haruslah mengedepankan silaturahim dibandingkan kekerasan, apalagi fitnah. Sy lihat profil anda di FB (sebelum anda ganti nama menjadi Ibnu Imron Abu Amar) sebagai sarjana hukum haruslah mengetahui kaidah hukum yg benar, baik hukum negara maupun hukum agama. Fitnah MTA menghalalkan daging anjing anda dengar dari siapa? Anda mengatakan bahwa dosa tahlil lebih besar daripada dosa zina, Anda dengar dari siapa.... Perintah Allah untuk bertabayyun sebelum melakukan suatu tindakan apa sudah Anda lakukan dengan MTA setempat? Jika belum Anda sudah melakukan suatu kesalahan besar, terutama terhadap sesama Muslim.... Bertobatlah sebelum terlambat..Semoga hidayah Allah tercurah bagi Anda...Terima kasih

    BalasHapus
  14. Anonim00:18

    segelintir org membubarkan ribuan orang... sungguh ARIF & BIJAKSANA sekali pemimpin pengajian? ini lah contoh islam yg benar menurut Allah dan Rasulullah!!

    BalasHapus
  15. Anonim10:33

    Pengajian MTA biasanya dimulai kumpul jam 7.00 (mulai ceramah jam 8.00) dan berakhir jam 11.00, sebelum azan zuhur. Tidak pernah ada pengajian MTA sampai lebih dari zuhur. Memang, MTA sering omong: Agama itu jangan menurut kyai atau ustad, tapi menurut Quran dan Hadits.Tapi kenapa kyai di Kudus tersinggung? Tapi, ustad Solmed dan ustad Jefri kok tidak?

    BalasHapus
  16. Anonim10:38

    Juga MTA sering omong: Agama itu menurut Allah dan Rasullulah, bukan menurut kyai atau ustad. Kalo kyai, di Solo banyak kyai: ada kebo kyai slamet, ada gamelan kyai guntur sari dan guntur madu. Keris juga sering diberi nama kyai, mis. kyai plered. Rasanya tidak pernah MTA menyebut atau manyalahkan Kyai atau ustad tertentu, apalagi kyai di Kudus.

    BalasHapus
  17. Siagam10:08

    Udahlah di Solo ya di solo aja enggak usah kemana-mana, senenge kok bikin repot,... masing2 daerah punya adat istiadat tersendiri emang di mekah tidak ada adat istiadat,sok kementer. dulu kudus demak jepara pokoke pantura itu tentrem sejak para wahabian yang berjenggot ada jadi resah masyarakat di nusantra

    BalasHapus
  18. Anonim11:08

    Orang yang mengikut Quran dan Hadits sering dicap dengan Wahabi, dan harus dimusuhi. Ahlusunah itu maksudnya mengikut sunah Rosul? Atau harus mengikut Sunan Kudus, biar super damai? Nanti namanya bukan Ahlusunah wal jamaah, tapi jadi ahlu sunan kudus wal jamaah?

    BalasHapus