Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Perajin Tempe Mengeluh, Harga Kedelai Naik

PURWOREJO - Kenaikan harga kedelai dalam beberapa pekan terakhir dikeluhkan para perajin tahu dan tempe di Kabupaten Purworejo. Bukan hanya itu, ongkos produksi juga naik drastis setelah harga kayu bakar dan ragi ikut mengalami kenaikan.

Sa'diyah (43), salah satu perajin tempe dan tahu mengungkapkan, harga kedelai naik dari Rp 4.800 per kilogram menjadi Rp 5.800 per kilogram. "Kenaikan itu sudah sangat memberatkan perajin kecil seperti kami ini," katanya.

Sedangkan harga kayu bakar naik dari Rp 350 ribu per rit menjadi Rp 400 ribu per rit. Demikian pula harga ragi tempe naik dari Rp 7.000 menjadi Rp 8.000. Perajin mengeluh karena kenaikan biaya produksi itu bisa bisa diimbangi dengan kenaikan harga jual barang.

"Kami tidak berani menaikkan harga jual tahu dan tempe karena konsumen langganan bisa mengeluh. Perajin sangat dilematis dengan kondisi ini," katanya.

Sebagian perajin sudah ada yang berani menaikkan harga jual. Seperti Agung Nugroho (25) yang menaikkan harga tempe dari Rp 2.500 per bungkus menjadi Rp 2.600 per bungkus.

"Awalnya disiasati dengan mengecilkan ukuran tempe. Namun, karena strategi itu kurang berhasil, akhirnya terpaksa dinaikkan harga jualnya," katanya.

Perajin lainnya, Rusminah (50) menambahkan, perajin tidak bisa menggunakan bahan kedelai lokal karena kualitasnya buruk. Kedelai impor dipilih karena bijinya besar dan tempe yang dihasilkan disukai konsumen. "Berbeda dengan kedelai lokal yang kecil ukurannya, kalau dibuat, kualitas tempe kurang bagus," tuturnya.

Kenaikan harga tersebut membuat keuntungan yang didapatnya dari menjual tempe makin menipis. Setiap hari, Rusminah membuat sekitar lima kilogram tempe. Kini hanya mendapat keuntungan tidak lebih dari Rp 1.000 untuk setiap kilogram tempe.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. semoga segera tercapai solusi.. agar tetap nyaman berkreasi.. hidup tempe tahu..!

    BalasHapus