SEMARANG - Dinas Bina Marga Kota Semarang akan mengecek tubuh Jembatan Kali Garang. ”Untuk memastikan sekaligus meyakinkan keamanan jembatan, besok (hari ini) kami cek lapangan,” ungkap Sekretaris Dinas, Priyambodo, kemarin.
Dia meyakinkan, secara konstruksi jembatan sangat aman. Adanya goyangan karena jembatan sengaja didesain elastis saat menerima tekanan. ”Konstruksi jembatan itu ada dua macam, yakni kaku dan elastis. Jembatan Kali Garang menggunakan cara elastis, supaya saat dapat tekanan bisa menyebar ke punggung jembatan. Tidak perlu dikhawatirkan,” kata dia.
Hal yang sama diyakinkan oleh Kepala Dinas Bina Marga Jateng Danang Atmodjo. Dia menjelaskan, konstruksi bangunan Jembatan Kaligarang ini menggunakan beton pre stress. Untuk sebuah jembatan, penggunaan konstruksi itu merupakan hal biasa. Tak menjadi masalah bila ada kesan jembatan bergoyang. ”Masyarakat yang melintasi jembatan itu tak perlu khawatir. Jembatan itu didanai APBN dan pembangunannya sebelum tahun 2003 silam,” tandasnya.
Pemerintah telah meyakinkan konstruksi jembatan itu sangat aman dilewati. Bagi Priyambodo, ia mengetahui proses pembangunan jembatan itu. Saat diujicobakan pada tahun 1999, pengguna jembatan juga merasakan mentul-mentul saat melintas jembatan tersebut. Kalau sekarang juga terasa, bagi dia, hal yang biasa. ”Kami akan cek lapangan lagi supaya warga merasa aman lewat jembatan itu,” katanya.
Jembatan Kali Garang, kata dia, dibangun sekitar tahun 1998 melalui dana pinjaman dari pemerintah pusat dengan program Semarang Solo Urban Devlopment Project. Usia jembatan itu kini telah 12 tahun. Secara konstruksi mulai dari tubuh sampai penyangga jembatan masih sangat kuat.
Pakar manajemen konstruksi Universitas Diponegoro (Undip) Ir M Agung Wibowo MM MSc PhD menjelaskan, teori dalam pembangunan jembatan, memang sengaja dalam dibuat agar bisa melentur. ”Kesengajaan tersebut agar ada toleransi lenturan, tujuannya untuk mengakomodasi beberapa gaya yang diterima dari beban jembatan,” kata Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Undip.
Jadi untuk mengantisipasi gaya-gaya yang berlebih, seperti muai saat panas atau susut saat dingin yang dikarenakan cuaca, jembatan itu tak akan ambruk. Dengan demikian, jika terasa ayunan atau goyangan dari jembatan hal tersebut karena menerima beban dan ada aksi reaksi.
Sementara itu, pakar perencanaan kota Undip Ir Holi Bina Wijaya MUM mengatakan, fungsi jembatan sangat dibutuhkan untuk menghubungkan jalur-jalur strategis. Juga bisa berfungsi sebagai pemecah arus. ”Daripada jalan dilebarkan, lebih baik membangun jembatan untuk mengatasi kemacetan. Sebab, dengan jembatan dapat memperbaiki arus pergerakan kendaraan dan lalu lintas. Karena yang dibutuhkan oleh pemakai jalan adalah keamanan, kecepatan, dan kenyamanan, maka dari itu perlu didukung infrastruktur seperti jembatan,” kata dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Undip ini.
Sedangkan Kepala Dishubkominfo Ednawan Haryono mengatakan, rekayasa pengalihan lampu lalu lintas di jembatan Kaligarang tengah dibahas. Hari ini (6/1), pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga kota dan proinsi serta kepolisian. Pada rakor itu, dia akan memaparkan rencana lampu lalu lintas di ujung Jembatan Kaligarang yang akan ditarik ke arah barat. Sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan di atas jembatan. ”Kami akan koordinasikan pada instansi terkait, apakah memungkinkan traffic light ditarik ke arah barat,” ujarnya.
Meski begitu, rekayasa lalu lintas ini akan dilakukan sesuai mekanisme. Yakni didahului dengan uji jembatan terlebih dahulu. Hal itu untuk mengetahui apakah konsi jembatan yang terasa mentul itu karena konstruksi atau memang akibat peningkatan volume kendaraan. Jika kondisinya dinilai membahayakan pengguna jembatan maka akan dilakukan pengalihan lampu lalu lintas.
0 Komentar