JAKARTA - Himpunan pengusaha pribumi Indonesia (Hippi) mengharapkan pemerintah terus meningkatkan bantuannya terhadap pelaku usaha mikro dan kecil, terutama anggota organisasi itu.’’Dengan demikian akan dicapai ketepatan dalam sasaran penyaluran kredit,’’ tutur Ketua Umum Hippi, Suryani Sidik Motik.
Ia mengungkapkan hal itu setelah bersama Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, Euis Saedah, menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) kerja sama dalam tiga bidang.
Ketiga bidang tersebut adalah pendirian modal ventura; peningkatan pendidikan dan pemasaran bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); serta pengawasan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dan penggunaan produk dalam negeri.
’’Lewat pendirian modal ventura diharapkan membantu akses permodalan bagi UMKM yang bergerak di bidang perikanan. Industri kreatif yang mempunyai akses terhadap lembaga keuangan,’’ ujar Suryani.
Tuan Rumah
Mengenai pengawasan penggunaan produk dalam negeri, menurut dia, fokusnya tak hanya memperbanyak peluang pasar, tetapi juga memotivasi anggota dan menjadikan produk Indonesia sebagai tuan rumah di negerinya sendiri.
’’Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, tak lagi ada istilah tidak siap menghadapi produk dari luar yang membanjir,’’ tambahnya.
Hal itu, lanjut dia, sudah mulai terasa oleh berbagai produk yang masuk, mulai mainan, pakaian jadi, hingga elektronik. Pertanyaannya adalah sejauh mana kesiapan pengusaha kita dan industri dalam negeri mempersiapkan diri untuk bersaing.
0 Komentar