BUMIAYU - Tanjakan dan turunan Ciregol jalur Tegal-Purwokerto di Desa Kutamendala Kecamatan Tonjong, Brebes, kemungkinan besar bakal dikepras ulang.Hal ini disampaikan Pejabat pembuat komitmen (Pkom) Tegal-Slawi-Prupuk-Ajibarang Bina Marga Wilayah Tegal. ”Kerusakan jalan Ciregol tengah kita kaji. Kemungkinan akan dilakukan pengeprasan dan penimbunan,” kata dia.
Seperti diberitakan, kondisi jalan Ciregol mulai mengkhawatirkan. Hal itu ditunjukkan munculnya retakan baru di titik lama. Pola retakan seperti dituturkan warga, sama sebelum Ciregol ambles kali pertama pada Maret 2011.
”Tadi kita sudah mengambil tindakan darurat yakni menambal retakan-retakan jalan supaya air tidak masuk,” tegas Setiono.
Dia mengemukakan, pada 2012 ini ada kegiatan peningkatan struktur jalan di Ciregol, namun prosesnya masih dalam tahap lelang. Berdasarkan pantauan di lapangan, badan jalan di tanjakan/turunan Ciregol semakin bergelombang.
Kendaraan berat, utamanya dari arah Tegal semakin kerepotan melintasi jalur tersebut. Dengan dipandu ”pak ogah” kendaraan berat harus melalui lajur kanan untuk bisa melewati tanjakan. Praktis, arus kendaraan dari arah Purwokerto terhambat.
”Ngeri juga kalau begini. Kalau tidak kuat melewati tanjakan, bisa-bisa kita yang di belakang yang jadi korban,” ucap Supriyadi, seorang pengendara mobil Daihatsu Xenia yang tengah antre menunggu giliran melintas.
Kendaraan Berat
Sementara itu guna menjaga jalan Ciregol dari kerusakan yang lebih parah, Wakil Ketua DPRD Brebes drh HM Agus Sutrisno meminta lalu lalang kendaraan berat di jalan Ciregol dihentikan. Menurutnya, pihak yang paling memungkinkan melaksanakan itu adalah Dishubkominfo Pemprov Jateng.
”Dishubkominfo kabupaten sudah tidak berdaya karena memang kewenangannya sangat terbatas. Dishubkominfo Jateng harus turun mengamankan jalan Ciregol dari kerusakan yang lebih parah,” kata dia melalui telepon selularnya, kemarin.
Politikus Partai Golkar itu menyatakan, saat ini kondisi jalan Lingkar sudah sangat mengkhawatirkan. Menurut dia, jalur penghubung pantura dengan wilayah selatan ini bisa saja putus untuk kali kedua bila hilir mudik kendaraan berat tidak segera dihentikan. Lebih-lebih lokasi diguyur hujan terus menerus.
”Ciregol ambles memang tidak dapat dihindari karena memang kondisi tanah di sana labil. Namun, dengan menghentikan kendaraan berat paling tidak dapat memperlama usia jalan dari kerusakan,” katanya.
Anggota dewan lainnya, Mustulloh menambahkan, pembatasan tonase kendaraan di Ciregol sebenarnya bisa direalisasikan asalkan semua pihak dalam hal ini Kabupaten, Provinsi dan Pusat serius. ”Dulu, waktu Ciregol putus, mereka (kendaraan berat) bisa melewati jalur lain, mengapa sekarang tidak bisa,” ujarnya setengah bertanya.
Sebelumnya, Dishubkominfo Pemkab Brebes telah memasang rambu larangan masuk Ciregol bagi kendaraan jenis truk gandeng, trailer dan tronton atau bertonase lebih dari 16 ton. Namun rambu tersebut tidak diindahkan para pengemudi.

0 Komentar