Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Suu Kyi Tekankan Hak Buruh di PBB

JENEWA - Tokoh prodemokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi, meminta dukungan terhadap perjuangan demokrasi di negaranya dan menentang pembangunan ekonomi yang mengabaikan hak-hak buruh.

Dia menegaskan hal itu ketika berpidato dalam pertemuan tahunan Organisasi Buruh Internasional (ILO) di Jenewa, pada awal kunjungan pertamanya ke Eropa sejak 1988.

Sejak lama, ILO menentang kasus perbudakan dan buruh anak di Myanmar. Dalam pidatonya, Suu Kyi menyambut baik langkah-langkah masyarakat internasional yang telah banyak membantu negaranya.

”Masyarakat internasional telah berupaya keras membantu Myanmar. Kami harus merespons dengan cara yang tepat.” Dia memilih lebih dulu mengunjungi markas ILO karena organisasi di bawah PBB itu telah lama memberi perhatian khusus untuk menentang praktik-praktik perbudakan di Myanmar.

Tonggak Sejarah

Suu Kyi sadar betul negaranya kini terbuka untuk bisnis dan banyak investor asing tertarik menanamkan modalnya di Myanmar. Namun, dia menegaskan Myanmar memerlukan ”pertumbuhan pembangunan yang memperhatikan demokrasi”.

Selain itu, dia juga meminta agar keuntungan ekonomi dibagi secara merata kepada seluruh rakyat, terutama kaum muda, yang membutuhkan dukungan dari masyarakat internasional untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Kunjungan Suu Kyi selama dua pekan ke Eropa tersebut dianggap sebagai tonggak sejarah kemajuan politik Myanmar. Selain mengunjungi Inggris, Swiss, Irlandia, dan Prancis, dia juga berencana melawat ke Norwegia, tempat dia akan menerima secara langsung hadiah Nobel Perdamaian 1991.

Kondisi pemerintahan junta militer waktu itu tidak memungkinkan Suu Kyi berangkat ke Norwegia untuk menerima hadiah Nobel Perdamaian tersebut. Ini merupakan kunjungan keduanya ke luar negeri setelah dia melawat ke Thailand pada Mei lalu.

Kelonggaran semacam itu merupakan salah satu tanda perubahan yang signifikan di Myanmar sejak pemerintahan Presiden Thein Sein melakukan berbagai gebrakan reformasi.

Posting Komentar

0 Komentar