Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Sumur Warga Sapen Berwarna Kecokelatan

KLATEN - Ratusan sumur miliak warga Desa Sapen, Kecamatan Manis­reng­go berwarna kuning kecokelatan dan sering berbau apek.

Pipa plastik yang digunakan untuk mengalirkan air juga terlihat coklat seperti berkarat.

Kondisi itu membuat sebagaian besar warga tidak menggunakan air tersebut untuk memasak dan mencuci.

Untuk me­masak, mereka terpaksa mengambil air bersih di sumber air yang ada dipinggir desa yang lokasinya lebih atas.

‘’Dari sekitar 100 sumur di Dukuh Warurangkak, Desa Sapen, hanya sepuluh sumur yang airnya terlihat jernih dan biasanya dimanfaatkan warga untuk memasak dan mencuci. Selebihnya hanya digunakan untuk mandi,’’ kata Windarto (30) warga setempat, Jumat (15/6).

Menurutnya, keruhnya air sumur itu terjadi sejak bencana gempa 2006 lalu. Bila ditimba dari dalam sumur, air berwarna kecokelatan. Namun, bila diendapkan maka airnya akan berbau. Bila dicampur dengan bubuk detergen, warna air akan berubah kehitaman.

Tak heran kalau banyak warga Dusun Warurangkang yang mengambil air de­ngan ember tertutup atau derigen ke su­mur yang masih jernih. Padahal jarak ru­mah mereka ke sumur antara ratusan me­ter hingga 1 km.

Sartini (34) dan beberapa warga lain mengaku mengambil air setiap pagi dan sore. Sedangkan warga yang ingin menggunakan air sumur sendiri harus mengendapkan selama semalam supaya menjadi lebih bening.

‘’Pokoknya sejak gempa dulu air su­mur menjadi kuning, kami tak tahu kenapa. Sekarang, kalau ada warga mantu terpaksa membeli air dari mobil tangki keliling. Mereka tak bisa mengambil air dari sumber karena kebutuhan untuk mantu besar,’’ kata Sartini.

Air Galon

‘’Sejak air sumur menjadi kecoklatan, keluarga saya menggunakan air galon untuk minum sehari-hari, saya takut mi­num air sumur karena warnanya kuning kecokelatan.,’’ kata Astuti (40) warga Desa Sapen lainnya.

Sejumlah warga mengingat kembali kondisi air-air sumur di daerah mereka yang jernih dan melimpah sebelum gem­pa dulu.

Camat Manisrenggo Wahyudi Mar­tono SSos mengaku belum mendapat laporan warga perihal sumur warga yang keruh. Namun, sepengetahuannya, kasus air sumur keruh itu sudah terjadi sejak dulu, namun tidak berbahaya.

Posting Komentar

0 Komentar