Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Siswi MA Futuhiyyah Bunuh Diri, Pihak Sekolah Sesalkan Pernyataan Keluarga

GROBOGAN - Pihak MA Futuhiyyah Jeketro, Kecamatan Gubug tempat sekolah Nana Rubiatun (17) yang nekat bunuh diri pada awal pekan ini, menyesalkan pernyataan keluarga korban.

Pasalnya, pihak keluarga menyebutkan bahwa Nana Rubiatun nekat bunuh diri karena menunggak SPP selama tiga bulan.

”Kami sangat menyesalkan pernyataan keluarga. Kami selalu memberikan keringanan kepada siswa.

Kalau soal menunggak pembayaran sekolah, bukan hanya Nana Rubiatun saja. Masih ada 43 siswa lainnya yang menunggak membayar SPP, dan kami juga memberikan keringanan kepada mereka, serta memberi kesempatan untuk mengikuti ujian semesteran,” kata Bendahara Sekolah MA Futuhiyyah, Asrori kepada wartawan, Kamis (7/6).

Ditambahkan, kabar kematian Nana Rubiatun akibat bunuh diri itu mengagetkan pihak sekolah. Karena sebelumnya, pada Sabtu (2/6), korban masih mengikuti doa bersama dan Istighotsah jelang semesteran.

”Pihak sekolah telah memberikan keringanan dengan tidak memaksa langsung membayar apabila memang belum ada uang. Wali siswa atau siswa cukup memberikan pemberitahuan bahwa belum sanggup melunasi pembayaran SPP atau biaya semesteran. Pemberitahuan itu untuk melatih kejujuran siswa,” imbuhnya.

Menyendiri

Dari data yang ada, lanjut Asrori, korban sebenarnya sudah menunggak SPP selama 10 bulan dengan biaya per bulan Rp 100 ribu. Selain itu juga masih menunggak biaya pendaftaran sekolah Rp 165 ribu, semesteran Rp 70 ribu, dan pramuka Rp 60 ribu.

Sementara itu, Wakil Kepala MA Futuhiyyah, Supriyanto mengatakan, korban merupakan siswa yang baik dan aktif di organisasi OSIS. ”Saya kaget ketika ada kabar bahwa Nana meninggal. Senin lalu, kami sudah menyiapkan kartu tes semester untuk dirinya yang belum diambil,” terangnya.

Menurut sejumlah rekan korban, dalam akun jejaring sosialnya (facebook) korban sebelumnya sudah mengeluh mengenai permasalahan hidupnya, terutama soal keluarga. Korban juga meminta maaf kepada semua temannya, serta mengatakan bahwa dirinya ingin pergi jauh. ”Semenjak di kelas XI korban sering menyendiri dan pendiam.

Sangat berbeda ketika masih di kelas X. Mungkin karena ada masalah pribadi yang menumpuk jadinya seperti ini,” kata Ma’rifah, rekan sekelas korban.

Posting Komentar

0 Komentar