Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Pembantaian di Hama,100 Warga Tewas

DAMASKUS - Insiden Houla kembali terulang. Sekitar 100 orang, termasuk puluhan wanita dan anak-anak, tewas dibantai di Provinsi Hama, Suriah tengah, Rabu waktu setempat.

Menurut kelompok oposisi, mereka dibantai pasukan yang setia pada Presiden Suriah Bashar al-Assad. “Kami mendapatkan 100 korban jiwa di Desa Al-Kubeir, di antara mereka 20 wanita dan 20 anak-anak,” kata Mohammed Sermini, juru bicara kelompok oposisi Dewan Nasional Suriah (SNC), Kamis (7/6) kemarin.

Sermini menuding rezim Assad berada di balik pembantaian tersebut. Sumber-sumber lain juga melaporkan pembunuhan massal di wilayah yang sama. Menurut kelompok pengamat HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, korban jiwa mencapai 87 orang.

Rami Abdel Rahman dari Observatory tersebut mengatakan, milisi prorezim atau shabiha yang bersenjata api dan pisau melakukan pembantaian baru di sebuah peternakan setelah digempur pasukan reguler Suriah.

Namun, seperti pembantaian di Houla, pemerintah Suriah membantah tudingan itu. “Apa yang diberitakan sejumlah media tentang apa yang terjadi di Al-Kubeir, di wilayah Hama, benar-benar salah,” demikian pernyataan pemerintah yang disiarkan stasiun TV resmi Suriah, kemarin.

“Kelompok teroris melakukan kejahatan keji di wilayah Hama yang merenggut 9 korban. Pemberitaan media ikut menyebabkan pertumpah-an darah warga Suriah,” demikian disampaikan.

Pada 23 dan 24 Mei lalu, pembantaian warga sipil terjadi di Kota Houla dan menewaskan sekitar 108 orang, termasuk puluhan wanita dan anak-anak. Dewan Keamanan PBB telah mengecam pemerintah Suriah atas pembantaian tersebut. Namun rezim Assad membantah keterlibatan dalam peristiwa tersebut seraya menyebutnya sebagai ulah para teroris.

Tim PBB Dicegat

Kemarin, tim pengamat PBB di Suriah menyatakan militer melarang mereka mengunjungi Al-Kubeir. ”Kami dicegat di pos pemeriksaan militer Suriah dan dalam beberapa kasus kami kembali,” kata komandan misi, Jenderal Robert Mood.

Namun dia menambahkan bahwa tim pengamat tetap melanjutkan upayanya untuk mencapai lokasi pembantaian di Hama barat.

PBB memiliki 297 pengamat tak bersenjata di Suriah untuk memverifikasi implementasi rencana perdamaian yang diusulkan utusan PBB-Liga Arab Kofi Annan. Rencana tersebut mencakup gencatan senjata yang diberlakukan pertengahan April lalu.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyerukan Presiden Assad mengundurkan diri, dengan menuduh pemerintah Suriah mensponsori pembantaian di Hama.

”Assad telah meningkatkan kebrutalan dan tipu daya dan Suriah tidak akan stabil atau demokrasi sampai Assad hengkang,” katanya saat berkunjung ke Istanbul, Turki, kemarin.

Hillary menyatakan kesediaannya untuk bekerja bersama China dan Rusia guna mengupayakan perdamaian di Suriah, namun kedua negara itu menyatakan tidak akan mendukung upaya apa pun untuk mengubah rezim atau intervensi militer.

Posting Komentar

0 Komentar