Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Pasokan Solar Minim, Ratusan Kapal Tak Melaut

TEGAL - Sejumlah nelayan yang beraktivitas di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari atau Pelabuhan Jongor, Kota Tegal, mengeluhkan minimnya pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di daerah tersebut selama beberapa pekan terakhir.

Akibatnya ratusan kapal tak bisa melaut. “Pasokan solar di SPBN Tegalsari jauh dari kebutuhan nelayan,” kata salah seorang nelayan PPP Tegalsari, Tagib (38), Sabtu (9/6).

Menurut Tagib, sudah hampir sebulan nelayan kesulitan mendapat solar. Biasanya untuk mendapat BBM jenis itu, nelayan paling lama menunggu dapat jatah sekitar sepuluh hari. Namun beberapa pekan ini harus menunggu hingga dua minggu. Ini berdampak pada penghasilan nelayan.

Ketua Paguyuban Nelayan Tegal (PNKT) H Eko Susanto membenarkan adanya kelangkaan solar. Menurut dia, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Tegalsari saat ini pasokan 1.392 ton solar per bulan. Alokasi tersebut untuk memenuhi kebutuhan kapal-kapal berukuran kurang dari 30 gross ton (GT).

Adapun kapal-kapal berukuran di atas 30 GT mendapat solar langsung dari Pertamina melalui buku layanan bunker (BLB). Sementara itu, pasokan BLB saat ini juga berkurang hingga 50 persen.

“Sebelum 16 Mei 2012, Pertamina memasok solar melalui BLB sebanyak 800 ton per bulan. Tapi saat ini berkurang hanya 400 ton per bulan. Akbatnya kapal di atas 30 GT banyak yang tidak kebagian solar,” jelasnya.

Eko menyebutkan, jumlah kapal di Kota Tegal saat ini sebanyak 848 unit, terdiri atas 85 kapal berukuran di atas 30 GT, 58 kapal ukuran 30 GT, 592 kapal ukuran di bawah 30 GT dan 113 kapal kecil (harian).

Untuk melaut kapal di atas 30 GT membutuhkan solar lebih dari 15 ton, kapal ukuran 30 GT membutuhkan 10 ton, kapal di bawah 30 GT membutuhkan 6-7 ton dan kapal kecil membutuhkan 600 liter.

Melihat kondisi tersebut, Eko berharap nelayan bisa diperbolehkan membeli solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tanpa harus ditangkap aparat.

Dia memberi contoh, pada Sabtu lalu ada 104 kapal berukuran di bawah 30 GT yang tercatat dalam daftar antrean. Namun, hanya ada dua kapal yang siap diisi.

Menurut dia, melihat jumlah kapal yang ada maka kebutuhan solar di SPBN sebanyak 2.500 ton per bulan, sedangkan BLB sebanyak 2.000 ton per bulan.

Eko menyebutkan, pada Jumat (8/6) lalu PNKT mengirimkan surat melalui email terkait minimnya pasokan solar nelayan kepada ketua Komisi IV DPR RI.

Kepala Bagian SPBN Tegalsari sekaligus Direktur CV Petromina Rasidi mengatakan, pembatasan BLB merupakan kebijakan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) yang diterapkan sejak 16 Mei 2012.

Dia menyebutkan, idealnya BLB tidak dibatasi. Karena nelayan Kota Tegal tidak mengenal musim saat melaut. Adapun alokasi minimal di SPBN minimal 1.800 ton per bulan.

Posting Komentar

0 Komentar