Hal itu menunjukkan tingkat pengawasan orang tua yang sangat lemah. Semestinya orang tua jangan mempercayakan begitu saja penggunaan ponsel tersebut kepada anaknya, tanpa pernah mengontrol dan mengawasi.
Orang tua perlu sewaktu-waktu mengawasi penggunaan ponsel yang dipegang anaknya. Minimal selalu mengingatkan dan menasihati anakanak, agar alat komunikasi tersebut digunakan untuk tujuan positif.
”Namun yang terpenting, orang tua harus selalu menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, agar anak-anak mengetahui dan memahami perbuatan yang baik dan benar. Menyimpan konten porno merupakan perbuatan yang tidak layak dilakukan pelajar,” kata H Soedarno. Untuk itu, Dewan Pendidikan mendukung sepenuhnya razia ponsel oleh tim gabungan.
Bahkan razia yang dimotori Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (Bapermas, PP, PAdan KB) itu perlu dilakukan secara rutin. Tentu saja, waktu pelaksanaannya harus dirahasiakan, jangan sampai bocor.
Nilai Pancasila
Pihak sekolah juga perlu memperkuat penanaman nilai-nilai Pancasila kepada para siswanya. Pendidikan karakter sebagai bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi budaya timur, adat istiadat, sopan santun, dan gotong royong harus terus ditingkatkan agar lebih berkualitas. Hal itu perlu mendapat perhatian, agar tidak ada pelajar yang menyimpan konten porno.
Seperti diberitakan (SM, 11/6), tim gabungan yang terdiri atas Bapermas, PP, PA dan KB, Satpol PP, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora), Polres, Pusat Pelayanan Terpadu Cilacap Tanpa Kekerasan (PPT Citra), dan Forum Anak Cilacap (Foraci) melakukan razia ponsel ke sekolah-sekolah.
Sebanyak 979 HPdirazia tim. Dalam operasi itu, diketahui 22 HP berisi konten porno. Bahkan ada HPyang menyimpan 72 file video porno dengan total durasinya mencapai tujuh jam.
0 Komentar