Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Impikan Suasana Kekeluargaan

SEMARANG - Harapan agar suasana tim PSIS lebih kondusif di musim berikutnya, tidak hanya datang dari masyarakat dan pecinta bola Semarang.

Pihak manajemen yakni manajer teknik Daniel Toto juga mengimpikan adanya suasana kekeluargaan di tubuh skuad Mahesa Jenar.

Dia menyatakan, siap melanjutkan tugasnya bila pihak konsorsium selaku penyandang dana, kemudian PT Laskar Diponegoro sebagai pengelola PSIS, mampu menjaga suasana kondisif di tim.

Bila masih timbul konflik atau dualisme, seperti yang terjadi sebelumnya, dirinya memilih untuk tidak bergabung.

''Penyusunan manajemen berikutnya harusnya lebih rapi dan jelas. Karena itu tidak saling tumpang tindih tugas masing-masing yang berpotensi menimbulkan konflik internal. Tentunya PSIS harus bertarung dengan tim lain, jangan malah sibuk saling menjatuhkan di tubuh internal tim,'' jelas mantan anggota DPRD Jateng itu.

Seperti yang diketahui, Daniel Toto baru masuk tim dipertengahan musim. Dia membantu wakil konsorsium Warsa Susilo me-ngelola tim setelah General Manager Teknik Setyo Agung Nugroho dan Psikolog tim Ferdinand Hindiarto mengundurkan diri.

Konflik Internal

Sayang, pria yang pernah menjadi wasit voli nasional itu masuk pada saat tidak tepat. Saat itu, konflik internal antara kubu Ancora dengan Direktur Operasional Novel Al Bakrie sedang memanas.

Memegang asas profesionalisme, dirinya berusaha menjalankan tugasnya sebagai manajer dengan sebaik-baiknya.

''Masih belum tahu apakah musim depan saya tetap berada di PSIS atau sebaliknya. Namun bila memang kembali dipercaya, saya ingin ikut terlibat sejak awal. Mulai dari perekrutan pemain, latihan rutin, hingga menyongsong kompetisi,'' jelasnya.

Memprioritaskan pemain Semarang pun sudah muncul dibenaknya. Menurutnya pemain lokal memiliki loyalitas lebih tinggi, bila dibandingkan dari luar daerah.

Begitu juga dengan pemain asing yang kemampuannya setengah-setengah, tetapi tidak memberikan contoh yang baik bagi yang lain.

Ditambahkannya, memanfaatkan SDM dari daerah sendiri juga menumbuhkan rasa kecintaan bagi masyarakat dan suporter Semarang.

Menunjang pembinaan 25 perkumpulan sepak bola (PS) di Kota Lumpia yang selama ini menjadi aktor pembinaan pemain muda.

''Daripada merekrut pemain asing yang kemampuannya setengah-setengah, lebih baik mengandalkan pemain lokal yang loyal pada tim. Dengan profesionalisme dan rasa memiliki, akan menjadikan pemain yang bersangkutan tampil lebih bersemangat,'' tambahnya.

Posting Komentar

0 Komentar