Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

IM Klaim Mursi Menang

KAIRO - Ikhwanul Muslimin (IM) menegaskan bahwa kandidatnya, Muhammed Mursi, memenangi pemilihan presiden pertama Mesir yang dilaksanakan secara bebas, Senin kemarin.

Namun, manuver hukum yang dilakukan oleh penguasa militer memperlihatkan para jenderal bertekad mempertahankan kekuasaan.

Sebuah sumber komisi pemilihan mengungkapkan, Muhammed Mursi unggul sementara atas Ahmed Shafik ketika sebagian besar suara dihitung. Hingga semalam surat suara belum selesai dihitung secara resmi.

Namun, untuk kondisi tertentu posisi presiden nantinya akan berada di bawah Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) yang tahun lalu mengambil alih posisi Mubarak untuk meredam aksi protes jalanan.

Dalam manuver terbarunya, SCAF mengeluarkan dekrit ketika proses pemungutan suara berakhir Minggu (17/6) lalu, yang isinya membatasi secara tegas kekuasan kepala negara. Pada malam menjelang pemungutan suara, dewan itu membubarkan parlemen yang didominasi kelompok islamis.

Aksi Jalanan

Ikhwanul Muslimin mengekspresikan kegembiraan dan penentangan dalam aksi jalanan. Mereka mungkin akan menolak langkah-langkah yang diambil oleh para jenderal yang terlihat ragu untuk menyerahkan kekuasaan ke pihak sipil pada 1 Juli mendatang.

”Terima kasih kepada Tuhan yang telah membimbing rakyat Mesir menuju jalan kebebasan dan demokrasi, yang mempersatukan rakyat Mesir demi masa depan yang lebih baik,” ungkap Mursi dalam pidato kemenangannya. Seorang pembantu Ahmed Shafik menolak mengakui kekalahan dan menuduh Mursi ”membajak pemilihan presiden”.

Namun, sebuah sumber komisi pemilihan mengungkapkan: ”Hasil sementara yang menunjukkan Mursi unggul, mencerminkan sebagian besar penghitungan suara yang dilakukan oleh komisi pemilihan.” Ikhwanul Muslimin memberi angka Mursi unggul dengan meraih 52 dan jumlah pemilih yang memberikan suara mencapai angka 50 persen.

Banyak pendukung yang kandidat-kandidatnya tersingkir pada putaran pertama bulan lalu, memilih tinggal di rumah atau golput sebagai aksi protes karena tidak mempunyai pilihan.

Jika memilih Shafik berarti kembali kepada rezim lama, sedangkan jika memilih Mursi berarti menjadi negara berhaluan Islam. Ratusan pendukung Ikhwanul Muslimin berkumpul di Lapangan Tahrir. Mereka meluapkan kegembiraan atas kemenangan Muhammed Mursi.

”Alhamdulillah, kita berhasil menyingkirkan pemerintahan militer dan negara polisi. Kami berharap Mursi segera mengambil alih kekuasaan dari dewan militer dan tentara kembali ke barak,” ujar Mona Issam, salah seorang perempuan pendukung. Namun seorang pengangguran bernama Mohamed Mahmoud (28) berpendapat lain.

”Saya memilih Mursi namun saya belum bisa bilang saya senang. Saya masih khawatir dengan apa yang akan dia lakukan nantinya setelah benar-benar menjadi presiden. Saya tidak menginginkan negara Islam atau negara Mubarak baru.”

Posting Komentar

0 Komentar