Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Empat Cabup Kalah di Kandang

PATI - Dari enam calon bupati (cabup) yang menjadi kontestan PSU Pilkada, hanya dua orang yang mampu meraup suara maksimal di TPS tempatnya menggunakan hak pilih. Adapun empat cabup lainnya tumbang di kandang.

Cabup Imam Suroso dan Haryanto membuktikan, pencalonan mereka cukup mendapatkan apresiasi dan dukungan penuh masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

Mbah Roso, begitu Imam Suroso akrab disapa, dominan di TPS 6 Kelurahan Pati Lor, Kecamatan Kota, tempatnya mencoblos dengan meraup 168 suara atau unggul telak dari dua cabup yang menjadi pesaing terberatnya, Haryanto (47 suara) dan Slamet Warsito (40 suara).

Kondisi serupa terjadi di TPS 7 Desa Raci, Kecamatan Batangan yang menjadi tempat memilih Haryanto.

Raihan suara cabup ini 416, unggul jauh dari dua rival terberatnya, Imam Suroso (3 suara) dan Slamet Warsito (1 suara).

Adapun Slamet Warsito tidak mampu mendulang suara maksimal di tempatnya mencoblos, yakni TPS 1 Kelurahan Pati Lor, Kec-amatan Kota.

Dia hanya meraup 62 suara, selisih sedikit dengan Haryanto (59 suara), atau bahkan kalah dengan jumlah suara yang diraih Imam Suroso (88 suara).

Nasib serupa dialami cabup Sri Merditomo yang menggunakan hak pilihnya di TPS 1 Desa Ngarus, Kecamatan Kota. Di tempat itu, perolehan suaranya kalah tipis dengan Imam Suroso. Dia hanya meraih 63 suara dan Imam mendulang 66 suara.

Nasib lebih tragis dialami cabu Sri Susahid dan Kartina Sukawati. Mereka sama-sama kalah jauh dari tiga kontestan yang menjadi unggulan dalam PSU.

Di TPS 1 Desa Payang, Kecamatan Pati, Sahid hanya mengumpulkan 19 suara. Kalah jauh dari perolehan suara Imam Suroso (86), Haryanto (80), dan Slamet Warsito (79).

Demikian pula dengan mantan Wabup Pati Kartina, yang hanya meraih 14 suara di tempatnya mencoblos, TPS 12 Kelurahan Pati Kidul, Kecamatan Kota. Perolehan itu memiliki selisih besar dengan raihan suara Imam Suroso (118), Haryanto (88), dan Sri Merditomo (35).

Dari enam cabup, hanya Kartina yang sampai waktu pemungutan suara ditutup pukul 13.00 tidak hadir di TPS. Ketua TPS 12 Kelurahan Pati Kidul Sumarno mengemukakan, hingga pihaknya menutup pendaftaran Ina, sapaan akrab Kartina Sukawati, tidak muncul.

Tak Ramai

Sementara dari pengamatan pelaksanaan PSU Pilkada tidak seramai Pilkada 2011. Namun tetap saja banyak anggota masyarakat yang menggunakan hak pilih mereka tanpa terpengaruh kegaduhan politik di tingkat elite.

Di banyak tempat pemungutan suara (TPS), pemilih lebih banyak berdatangan pada pukul 08.00 ke atas. Sebelumnya, sejak pembukaan TPS pukul 07.00, hanya sebagian kecil yang mencoblos.

Mereka yang datang ke TPS tampak sekali tidak terlalu kesulitan mencoblos. Masyarakat tampak telah memiliki pilihan sebelum masuk ke TPS, meskipun terkadang terpengaruh embel-embel tertentu.

Sepertinya, itulah penyebab pilihan masyarakat tidak mudah dipastikan kendati bisa diprediksi arahnya. Pasangan calon yang serius bertarung dalam PSU kali ini tentu mengawali penggaetan pemilih semaksimal mungkin di daerahnya sendiri.

Kendati itu tidak menjadi ukuran kemenangan, setidaknya dukungan penuh masyarakat di sekitar tempat tinggalnya menjadi bentuk kedekatan dengan lingkungan.

Itu menjadi imbalan dari penghormatan masyarakat terhadap tokoh setempat yang sedang punya gawe nyalon kepala daerah.

Posting Komentar

0 Komentar