Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Dua PSSI Berdamai di Malaysia

JAKARTA - Keinginan untuk menyelesaikan kisruh sepak bola nasional akhirnya terwujud. PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin dan PSSI hasil KLB Ancol pimpinan La Nyalla Mattalitti bersedia menandatangani nota kesepahaman (MoU) perdamaian di Malaysia, Kamis (7/6).

Dengan demikian, dua kubu yang selama ini berseteru sepakat melakukan rekonsiliasi. Penandatanganan MoU itu disaksikan para petinggi FIFA dan AFC. Dari FIFA hadir Direktur Pengembangan Asosiasi Thierry Regenass, Manajer Marco Leal, dan anggota Komite Eksekutif (Exco) Dato Worawi Makudi.

Petinggi AFC yang ikut menyaksikan adalah Wakil Presiden Pangeran Abdullah Ibni Sultan Ahmad Shah, Sekjen Dato Alex Soosay, dan Direktur Hubungan Internasional James Johnson.

Dalam MoU itu disepakati pembentukan Komite Gabungan yang terdiri atas tiga wakil dari PSSI Djohar dan tiga wakil dari PSSI La Nyalla. Mereka berada di bawah pengawasan FIFA dan AFC. Tugasnya memperbaiki statuta dan aturan-aturan demi kebaikan sepak bola Indonesia.

Kesepakatan lain, dua kompetisi yang tengah berlangsung, Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Premier League (IPL), tetap bergulir hingga akhir musim. Kedua liga itu berada di bawah kontrol PSSI pimpinan Djohar Arifin. Kemudian musim depan liga akan dilebur menjadi satu.

Mengenai format akan dirumuskan oleh Komite Gabungan. Disepakati pula empat anggota Exco PSSI yang dipecat kubu Djohar Arifin diaktifkan kembali. Mereka adalah Tony Apriliani, La Nyalla Mattalitti, Erwin Dwi Budiawan, dan Roberto Rouw.

La Nyalla menyatakan bersedia menandatangani MoU karena menguntungkan kedua pihak. Namun, dia meminta Djohar Arifin agar tidak mengeluarkan keputusan sepihak mengenai sepak bola nasional lantaran Komite Gabungan (Joint Committee) sudah dibentuk .

“Yang pasti, kami harus selalu dilibatkan setiap kali akan mengeluarkan kebijakan. Apalagi Komite ini diawasi FIFA dan AFC,” kata La Nyalla.

Verifikasi

Mantan ketua Pengprov PSSI Jatim ini menambahkan, Komite Gabungan juga diberi tugas memverifikasi anggota sah PSSI, seperti klub-klub dan pengprov-pengprov. Hasil verifikasi itu akan dibahas pada Kongres Luar Biasa (KLB) selambat-lambatnya 24 September 2012.

Menurut dia, tak menutup kemungkinan KLB juga akan membahas pergantian ketua umum PSSI yang kini dijabat Djohar Arifin. Sebab, semuanya dikembalikan kepada peserta kongres.

“Ingat, dalam MoU disepakati pula bahwa peserta kongres adalah peserta KLB Solo. Jadi, kalau mau mengganti ketua, kenapa tidak? Untuk saat ini, biar Djohar bergembira dulu,” ungkap La Nyalla.

Kuasa Hukum PSSI Djohar Arifin, Catur Agus Saptono, membantah apabila KLB mendatang mengusung agenda pemilihan ketua baru. Menurut Catur, agenda Kongres nanti membahas penyatuan liga, pengembalian empat exco yang telah dipecat serta membahas perubahan statuta dan aturan sepak bola nasional.

“Tidak ada agenda pemilihan ketua umum di kongres. Tapi, peserta KLB yang disepakati memang peserta kongres di Solo lalu. Yang jelas KPSI (Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia-Red) sudah dibubarkan,” terang alumnus Undip itu.

Dalam pertemuan dengan AFC di Malaysia, kubu PSSI yang hadir di antaranya Ketua Umum Djohar Arifin Husin, Wakil Ketua Farid Rahman, Sekjen Tri Goestoro, Anggota Exco Bob Hippy, Tuty Dau, Widodo Santoso, CEO PT LPIS Widjajanto, dan Catur Agus. Dari kubu PSSI hasil KLB Ancol adalah La Nyalla, CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono, dan kuasa hukum Hinca Pandjaitan.

Posting Komentar

0 Komentar