Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

DPP Anggap FKPD Tak Resmi

JAKARTA - Perseteruan antara DPPPartai Demokrat dengan Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator (FKPD) semakin meruncing. DPP menganggap kegiatan FKPD bukan forum resmi partai.

Menurut Ketua Departemen Luar Negeri DPP Partai Demokrat (PD), Nurhayati Ali Assegaf, FKPD bukan forum resmi untuk mengambil keputusan strategis partai. Karena itu, tidak ada keharusan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum untuk menghadiri undangan forum tersebut.

Dia juga mengaku tidak menghadiri silaturahmi FKPD, meski mendapatkan undangan. ”Tetapi tidak wajib hadir karena tidak ada perintah. Jadi kalau ditanya apakah ketua umum tidak hadir sebagai bentuk perlawanan, perlawanan terhadap siapa?” ujar Nurhayati di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, Anas tidak hadir dalam FKPD di Hotel Sahid Jakarta, 6 Juni lalu. Ketidakhadiran itu menimbulkan spekulasi bahwa dia dalam posisi kritis. ”Saya tanya, bagaimana dengan saya? Saya juga tidak hadir. Pak SBY sama sekali tidak memerintahkan saya untuk hadir,” ujar Ketua Fraksi PD itu.

Dia menambahkan, memang seyogyanya ketika Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri sebuah acara, kader harus hadir. Tapi untuk FKPD tidak diwajibkan karena sebagai ketua fraksi dirinya sedang melaksanakan tugas kedewanan.

”Saya harus memastikan bahwa fungsi kedewanan berjalan. Karena itu saya tidak hadir. Pak Anas tidak hadir karena dia juga harus memastikan DPPberjalan dengan benar. Jadi tolong ini dipegang sehingga tidak lagi mempertanyakan apakah Pak SBY dan Anas terjadi ketidaksepahaman,” tutur Nurhayati.

Dia menegaskan, hubungan antara SBY dengan Anas tidak ada masalah. Selama ini, Anas selalu terlihat bersama SBY dan Sekjen PD Edhie Baskoro Yudhoyono.

Selain itu, ketika dia diminta menjadi Ketua FPD DPR, SBY menegaskan bahwa loyalitas ketua fraksi adalah kepada ketua umum dan ketua dewan pembina. ”Artinya Anas sebagai ketua umum DPP sangat dihargai Pak SBY,” tegasnya.

Tetap Solid

Hal senada diungkapkan Wakil Sekjen DPP, Saan Mustopa. Menurut dia, hubungan antara Anas dengan SBY tetap solid, tidak ada masalah. Bahkan saat ini DPP tengah konsolidasi membangun solidaritas partai sampai akar rumput.

Terpisah, pengamat politik dari UI, Arbi Sanit menilai bahwa baik SBYmaupun Anas Urbaningrum sama-sama gagal dalam memimpin. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya kasus korupsi yang mencuat saat keduanya memimpin.

”SBY bisa dikatakan gagal dan tidak sukses dalam memerintah karena kasus-kasus korupsi terus mencuat,” ujarnya. Arbi ragu SBYakan memecat Anas. Padahal, lanjut Arbi, sebagai politikus SBY seharusnya berani bertindak. Dia menduga perpecahan terjadi di internal partai.

”Perpecahan akan terjadi di antara pihak yang ingin Anas keluar dan pihak yang ingin mempertahankannya. Bila perang di antara dua kelompok itu berujung pada saling pecat, mungkin baru akan ada tindakan,” tandasnya.

Posting Komentar

0 Komentar