Ada lima daerah konflik yang menjadi perhatian khusus, yaitu Homs (tercatat 405 TKI/PLRT), Hama (86), Idleb (17), Dar’a (11) dan Rif Dimasq (426).
”Dalam situasi perang yang tidak menentu, pengecekan dan proses evakuasi memerlukan penanganan khusus dengan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih banyak. Kami tidak akan membiarkan TKI dan WNI menjadi korban.
Pemerintah sekuat tenaga memulangkan TKI dari Suriah,” kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar di Jakarta, Jumat (15/6).
Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah mengatakan, jumlah TKI yang terjebak di Suriah bertambah dari semula tujuh menjadi 15 orang.
”Semua minta dipulangkan segera,” katanya. Menurutnya, TKI itu berasal dari Karawang, Sukoharjo, Indramayu, Sukabumi, Cianjur, Ngawi, Tegal, Bogor, Blitar, dan Jakarta. Keberadaan sbagian besar dari 15 TKI itu tak bisa dipastikan. Sebab, lokasi bekerja mereka selalu berganti. Migrant Care kesulitan melacak karena kehilangan kontak.
”Kami tahu informasi tentang mereka dari keluarganya di Indonesia,” kata Anis.
Menurut data di Kemenakertrans, sampai tanggal 10 Juni TKI yang telah dievakuasi 202 orang, sedangkan pemulangan reguler dan melalui bantuan majikan 70 orang. Selanjutnya, proses pemulangan akan kembali dilaksanakan pada 17 Juni dan 19 Juni. Jumlah TKI di Suriah 12.189 orang
Moratorium
Muhaimin mengatakan, pemerintah memutuskan pemberlakuan moratorium (penghentian sementara) penempatan TKI Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) ke Suriah per 9 Agustus 2011.
TKI/WNI dan keluarganya yang membutuhkan informasi serta bantuan evakuasi di Suriah bisa menghubungi nomor telepon +963116132578, +963954444810, +963116119630.
Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta) Kemenakertrans Reyna Usman menambahkan, pemerintah RI telah berkoordinasi dengan pemerintah Suriah untuk membantu proses evakuasi.
0 Komentar