BANDUNG - Faktor keamanan operasi perusahaan migas ditingkatkan sebagai upaya menekan gangguan produksi.Per tahunnya, satu wilayah bisa kehilangan belasan ribu barel dengan nilai tak sedikit.
Hal tersebut dikatakan Deputi Umum BP Migas, J Widjanarko di sela-sela Rakor BP Migas-Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Wilayah Barat Semester I/2012 di Bandung, Rabu.
‘’Gangguan itu cukup signifikan karena menghambat kegiatan operasi. Ada upaya merusak peralatan dalam sistem produksi. Ini membutuhkan waktu untuk memperbaikinya,’’ tandasnya.
Dia mencontohkan kejadian dalam kegiatan eksplorasi di Sumsel. Minyak mentah yang hilang bisa mencapai 15 ribu barel per tahun. Jumlah ini setara dengan nilai 1,5 juta dolar AS. Aksi pencurian yang dilakukan itu bersifat sporadis.
Meski demikian, Widjanarko tak mau menyebut aksi gangguan itu untuk mengincar aset produksi perusahaan sebagai tindakan terorganisir.
Widjanarko menjelaskan kasus yang muncul diserahkan sepenuhnya penanganannya ke pihak kepolisian. Dalam kaitan itu, Rakor juga diikuti Direktur Pengamanan Objek Vital (Dirpamobvit) dan Direktur Intelejen dan Keamanan (Dirintelkam) 16 Polda.
‘’Kami akan meningkatkan sistem keamanan internal di antaranya melalui satuan pengamanan bersama dalam satu wadah kerja sama,’’ tandas Widjanarko.
0 Komentar