Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Anak Jadi Tameng

DAMASKUS - Laporan tentang tindakan tidak berperikemanusiaan di Suriah terus
bermunculan.

Kemarin, sebuah laporan PBB menyatakan pasukan Suriah kerap
menggunakan anak-anak sebagai perisai hidup dalam pertempuran melawan pasukan oposisi.

Menurut laporan itu, anak-anak yang rata-rata masih berusia sembilan tahun itu selain dibunuh juga mengalami berbagai penyiksaan, kekerasan seksual, serta penangkapan dan penahanan yang sewenang-wenang.

"Jarang saya melihat kebrutalan terhadap anak-anak seperti yang ada di Suriah, di mana anak perempuan dan anak laki-laki ditahan, disiksa, dieksekusi, dan digunakan sebagai tameng manusia," kata utusan khusus PBB untuk Konflik Bersenjata dan Anak-anak, Radhika Coomaraswamy kepada AFP sebelum merilis laporan tersebut.

Coomaraswamy menyatakan, banyak mantan tentara yang mengaku melepaskan tembakan di daerah masyarakat sipil, mencederai, dan membunuhi anak-anak. Beberapa tentara juga mengaku pernah menggunakan anak-anak sebagai tameng, agar tank mereka tidak diserang kelompok tentara pembebasan Suriah.

"Kami telah melihat anak-anak yang telah disiksa, dan memiliki bekas siksaan. Beberapa anak-anak mengaku pernah melihat anak-anak lainnya diletakkan di depan tank sebagai tameng hidup, agar tidak ditembaki," kata Coomaraswamy.

Beberapa saksi lainnya mengatakan kawan-kawan mereka dibawa paksa dari rumah dan diikat di kaca depan bus pengangkut tentara agar tidak diserang. Menurut pengakuan sejumlah anak, mereka disiksa dalam keadaan mata ditutup.

Selain menyorot kekejian pasukan pemerintah, Coomaraswamy juga mengkritik pasukan oposisi yang merekrut anak-anak untuk dijadikan serdadu, baik sebagai tim medis maupun kurir.

Tenaga Medis

"Pada awalnya Pasukan Pembebasan Suriah merekrut anak-anak untuk tugas-tugas kesehatan dan bantuan lainnya, namun tetap saja mereka berada di garis depan," papar Radhika.

Dalam pembantaian di beberapa kota dalam tiga pekan terakhir, lebih dari 50 anak-anak menjadi korban kebiadaban tentara propemerintah. Diduga, serangan dilakukan oleh para Shabiha dari suku Alawi.

Sementara itu upaya PBB yang dimotori oleh Kofi Annan masih belum membuahkan hasil. Upaya gencatan senjata juga gagal, dengan tentara pemerintah yang masih menggempur warga. Kemarin kekerasan kembali meletus di Kota Al-Heffa.

Kalangan warga dan aktivis mengatakan, helikopter tempur pasukan pemerintah menyerbu basis-basis oposisi di Al-Heffa yang berbatasan dengan Turki, sementara tank-tank mengepung kawasan itu.

Misi Pengawas PBB di Suriah (UNSMIS) mengatakan pihaknya telah menerima laporan tentang ''banyaknya korban sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, yang terjebak di kota itu''.

Seorang aktivis Suriah meneteskan air mata saat mengabarkan tentang banyaknya tank yang mengepung Kota Al-Heffa. "Mereka belum pernah sedekat ini sebelumnya," kata Sem Nassar sembari menambahkan bahwa hanya ada seorang dokter yang merawat para korban luka di kota itu. Sebagian besar penduduk dilaporkan telah mengungsi.

Posting Komentar

0 Komentar