Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Capres IM Unggul

KAIRO - Calon presiden yang diusung Ikhwanul Muslimin (IM) unggul dalam penghitungan awal pemilihan presiden Mesir, kemarin (25/5).

Jika calon IM menang, maka Mesir menjadi negara keempat di Timur Tengah yang dipimpin kelompok islamis setelah revolusi. Sebelumnya kubu islamis juga memenangkan pemilu di Maroko, Tunisia, dan Libia.

IM, kemarin, menyatakan penghitungan suara telah mencapai 90 persen dengan jumlah TPS yang telah melakukan penghitungan suara sebanyak 12.800 buah. Jumlah total TPS yang ada sebanyak 13.100.

Dari jumlah suara yang telah terhitung, 25 persen dikantongi oleh Muhamed Mursi, calon yang diusung IM. Adapun mantan perdana menteri era Hosni Mubarak, Ahmed Shafiq berada di posisi kedua dengan peroleh suara 23 persen.

Capres lain dari kubu islamis Abdel Moneim Abol Fotouh mendapatkan 20 persen suara sementara capres dari kubu kiri Hamdeen Sabahy mengantongi 19 persen suara.

Dengan hasil tersebut, hampir bisa dipastikan Mursi akan maju ke pilpres putaran kedua pada 16-17 Juli melawan Shafiq. “Pilpres putaran kedua akan diikuti oleh Mohammed Mursi dan Ahmed Shafiq,” kata IM dalam lamannya setelah penghitungan suara mencapai 90 persen.

“Kami sangat yakin presiden Mesir berikutnya adalah Mohamed Mursi,” kata Essam el-Erian, salah satu anggota parlemen dari Partai Kebebasan dan Keadilan. Juru bicara tim kampanye Shafiq belum bisa dimintai konfirmasi terkait klaim tersebut.Hasil penghitungan suara awal secara resmi baru akan diumumkan Minggu besok.

Menyebut dirinya sebagai satu-satunya calon otentik dari kubu islami, Mursi manargetkan suara dari para pemilih yang telah membantu Ikhwanul Muslimin menduduki 70 persen kursi di parlemen awal tahun ini. Dalam kampanyenya, dia mengusung janji pemberlakuan hukum Islam.

Dia juga menyerukan peninjauan kembali kesepakatan damai antara Mesir dan Israel tahun 1979.

Tugas Berat

Popularitas IM meningkat pascatergulingnya Mubarak setelah revolusi berdarah Februari tahun lalu.

IM melalui Partai Kebebasan dan Keadilan telah menguasai blok terbesar di parlemen pada pemilihan Januari lalu. Namun siapapun yang memerintah Mesir nanti akan menghadapi tugas yang mahaberat.

Ekonomi negara itu tengah anjlok dan militer kemungkinan besar tetap memiliki pengaruh kuat di panggung politik hingga beberapa tahun ke depan. Sejumlah warga mengaku tengah berdebar-debar menunggu hasil pemilu.

Sebab selama berpuluh tahun sebelumnya, pilpres selalu menghasilkan pemenang yang telah bisa ditebak. “Warga Mesir menahan napas (Egyptians hold their breath),” demikian judul berita utama koran liberal al-Wafd.

Pemilu presiden selama dua hari yang digelar Rabu dan Kamis lalu merupakan pemilihan langsung pertama yang digelar secara bebas sejak Mubarak memimpin selama lebih dari 30 tahun. Pada pemilu tersebut, sebanyak 50 juta warga Mesir hadir untuk memilih satu dari 12 calon yang maju.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, kemarin, mengucapkan selamat kepada Mesir yang telah menyelenggarakan piplres ‘’bersejarah’’. Dia mengatakan, Washington siap bekerja sama dengan pemerintah baru di Kairo.

Posting Komentar

0 Komentar