Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Efektivitas Bank Infrastruktur Diragukan

JAKARTA-Efektivitas bank infrastruktur yang saat ini pembentukannya masih dalam kajian diragukan mampu mengatasi masalah infrastruktur di Indonesia.

Demikian dikemukakan ekonom Tony Prasetiantono, kemarin. ”Persoalan terbesar infrastruktur kita bukan terletak pada pendanaannya, melainkan lebih pada eksekusinya, misalnya kepastian hukum dan pembebasan lahan,” tutur dosen UGM itu. Menurut dia, lebih baik pemerintah agresif membangun infrastruktur dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dananya, lanjut dia, bisa berasal dari penambahan defisit atau pengurangan subsidi BBM. Dalam batas tertentu bank BUMN, terutama Mandiri, BRI, dan BNI, dapat ditugasi. Pemerintah, kata dia, perlu mendukung dengan jaminan atau garansi. Hal itu lebih realistis daripada membuat bank baru khusus infrastruktur.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan sebaiknya bank infratruktur dalam praktiknya nanti tidak sama seperti bank konvensional, karena dapat berebut dana masyarakat. ”Sumber pembiayaannya bisa dari penerbitan obligasi atau pemodal yang diserap dari BUMN, masyarakat kalau mau juga bisa. Swasta juga perlu dilibatkan,” tandasnya.

Dalam kajian yang dilakukan pemerintah, ada pemikiran untuk sementara praktiknya dititipkan di bank konvensional, contohnya Bank Mandiri atau BNI. ”Kalau sudah besar, baru dijadikan bank infrastruktur,” jelasnya.

Posting Komentar

0 Komentar